PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER SEJAK DINI


            Pendidikan secara etimologi berawal dari bahasa Yunani pedagogie yang artinya memberikan bimbingan kepada anak. Sedangkan, jika dari bahasa Inggris berasal dari kata to educate yang artinya membangun intelektual dan memperbaiki moral. Secara istilah, pendidikan berarti memberikan bimbingan kepada anak oleh seseorang atau orang yang lebih dewasa untuk memberi pengajaran, membangun intelektual dan memperbaiki moral. Bimbingan yang diberikan kepada anak dapat dilakukan secara formal seperti sekolah ataupun dilakukan secara informal seperti dalam keluarga atau masyarakat.

            Pendidikan dalam kehidupan manusia maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dari pendidikan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk bangsa yang bermartabat, dan mencetak generasi yang unggul. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai bentuk upaya memanusiakan manusia, yakni merupakan makna dalam pendidikan untuk menemukan bakat/potensi diri dengan menyesuaikan setiap bakat, minat serta kebutuhan yang dimiliki agar menjadi manusia merdeka, manusia yang memiliki kebebasan untuk memaksimalkan kelebihan yang diberikan Allah SWT kepadanya. Pendidikan tidak hanya berfokus pada ilmu pengetahuan, tetapi berbasis (dilandasi) pengembangan diri, sikap dan perilaku yang baik dan benar agar dapat menjalankan kehidupan dengan intelektual dan karakter yang diperoleh dari pengalaman belajar.

            Pengembangan diri, sikap dan perilaku yang baik dan benar inilah yang kemudian disebut dengan karakter. Karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai tabiat atau watak atau sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Membangun karakter menjadi salah satu tujuan dari pendidikan yang termuat dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan bunyi pasal tersebut, pendidikan karakter sangat penting untuk diberikan dan perlu dibangun sejak dini.

            Pendidikan karakter menjadi upaya dalam mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia sekaligus sebagai salah satu solusi dalam permasalahan terkait kemerosotan moral. Karakter menentukan arah dalam mengambil keputusan dan tingkah laku serta menentukan kualitas moral generasi muda. Oleh sebab itu, karakter yang dibangun harus dilandasi moral yang kokoh sehingga dapat menjadi ujung tombak perbaikan karakter yang secara nyata di implementasikan dalam kehidupan, sehingga bagi Indonesia, dapat membentuk generasi penerus yang tidak hanya unggul dari sisi akademis namun juga unggul dalam tindakan, perbuatan, maupun tingkah laku.

            Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam nawa cita disebutkan bahwa pemerintah akan melakukan revolusi karakter bangsa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang telah dimulai sejak tahun 2016. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, pendidikan karakter pada jenjang pendidikan dasar mendapatkan porsi yang lebih besar dibandingkan pendidikan yang mengajarkan pengetahuan. Untuk sekolah dasar sebesar 70 persen, sedangkan untuk sekolah menengah pertama sebesar 60 persen. Hal ini menandakan bahwa (sekali lagi) pendidikan karakter harus dimulai sejak dini.

            Berdasarkan informasi yang diambil dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), terdapat lima nilai karakter utama yang bersumber dari Pancasila dan menjadi prioritas pengembangan gerakan PPK yaitu religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotong-royongan. Masing-masing nilai tidak berdiri sendiri, melainkan saling berinteraksi dan berkembang secara dinamis dan membentuk kesatuan.

1.      Religius mencerminkan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa serta diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Implementasi nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam sikap cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, anti perundungan dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

2.      Nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sikap nasionalis ditunjukkan melalui sikap apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.

3.      Integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Seseorang yang berintegritas juga menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas), serta mampu menunjukkan keteladanan.

4.      Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Siswa yang mandiri memiliki etos kerja yang baik, tangguh, berdaya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

5.      Kegotong-royongan mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Diharapkan siswa dapat menunjukkan sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama, inklusif, mampu berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.

            Dalam mewujudkan tujuan PPK, Kemdikbud mendorong sinergi tiga pusat pendidikan, yaitu sekolah, keluarga (orang tua), serta komunitas (masyarakat) agar dapat membentuk suatu ekosistem pendidikan. Menurut Kemdikbud, selama ini ketiganya seakan berjalan sendiri-sendiri, padahal jika bersinergi dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Diharapkan manajemen berbasis sekolah semakin menguat, di mana sekolah berperan menjadi sentral, dan lingkungan sekitar dapat dioptimalkan untuk menjadi sumber-sumber belajar.

            Salah satu kunci keberhasilan pendidikan karakter terletak pada peran seorang guru. Sebagaimana yang diajarkan Ki Hajar Dewantara, “ing ngarso sung tuladho, ing madyo mbangun karso, tut wuri handayani”, yang diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi “di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat dan di belakang memberikan daya kekuatan”.

Sow a thought and you reap an action; sow an act and you reap a habit; sow a habit and you reap a character; sow a character and you reap a destiny”. “Menabur pikiran, anda menuai tindakan; menabur tindakan, anda menuai kebiasaan; menabur kebiasaan, anda menuai karakter; menabur karakter, anda menuai takdir” (Charles Reade)

“Pengetahuan akan memberimu kekuatan, tetapi karakter memberimu kehormatan” (Bruce Lee)

Komentar

Postingan Populer